Sah! – Nama Ahmad Sahroni belakangan kerap menjadi sorotan publik, bukan hanya karena manuver politiknya, tetapi juga berkat gaya hidupnya yang super mewah. Politikus yang dijuluki “Crazy Rich Tanjung Priok” ini sering memamerkan kekayaan yang mengundang decak kagum. Sebagai contoh, dalam sebuah insiden baru-baru ini, rumah mewah Sahroni di Tanjung Priok sempat digeruduk massa dan sejumlah barang berharga dijarah, termasuk tas Hermes milik istrinya seharga sekitar Rp400 juta. Namun, di balik gemerlap kemewahan tersebut, tersimpan kisah perjuangan hidup luar biasa. Ahmad Sahroni bukanlah terlahir dari keluarga kaya – ia membangun kerajaan bisnis dan karier politiknya dari titik nol, sebuah perjalanan inspiratif yang membuktikan bahwa kerja keras dapat mengubah nasib seseorang secara drastis.
Latar Belakang Sederhana di Tanjung Priok
Ahmad Sahroni lahir pada 8 Agustus 1977 di Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, dari keluarga sederhana penjual nasi Padang di kawasan pelabuhan. Sejak kecil, ia sudah terbiasa bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Berbagai pekerjaan pernah dilakoni Sahroni di masa mudanya – mulai dari tukang semir sepatu, sopir angkutan jemputan anak sekolah, hingga menjadi ojek payung (pengendara ojek payung di pelabuhan). Bahkan ia sempat bekerja sebagai pencuci di kapal pesiar asing, pengalaman yang memberinya wawasan luas meski hidup serba pas-pasan. Selepas lulus SMA, Sahroni langsung terjun ke dunia kerja dan tidak melanjutkan kuliah saat itu. Namun, ia tidak melupakan pentingnya pendidikan: belakangan ia berhasil meraih gelar S1 di bidang ekonomi pada 2009, gelar S2 pada 2020, hingga menyelesaikan pendidikan doktor ilmu hukum pada tahun 2024. Latar belakangnya yang sederhana dan pendidikan yang ditempuh sambil bekerja keras menjadi pondasi mental bagi perjalanan kariernya ke depan.
Dari Sopir hingga Bos Perusahaan
Berawal dari bawah, Ahmad Sahroni perlahan meniti karier di industri yang kelak membesarkan namanya. Titik balik dalam hidup Sahroni terjadi saat ia bekerja di PT Millenium Inti Sentosa, sebuah perusahaan pengisian bahan bakar minyak. Ia mulai dari posisi sopir truk pengantar BBM, namun berkat keuletan dan kemampuannya memahami seluk-beluk bisnis, kariernya menanjak dengan cepat. Secara bertahap, Sahroni dipercaya memegang tanggung jawab lebih besar hingga akhirnya berhasil menduduki jabatan puncak sebagai Direktur Utama di perusahaan tersebut. Pengalaman kerja dan jaringan yang ia bangun selama bekerja inilah yang menjadi modal utamanya untuk membentuk gurita bisnis sendiri.
Memasuki usia 30-an, Ahmad Sahroni mulai mendirikan perusahaan-perusahaannya sendiri. Beberapa pilar bisnis utama yang ia bangun antara lain:
- PT Ekasamudera Lima: perusahaan di sektor transportasi dan pengangkutan bahan bakar untuk kapal laut. Usaha ini menjadi salah satu mesin pendapatan terbesar Sahroni, sangat strategis mengingat Indonesia adalah negara maritim dengan kebutuhan logistik bahan bakar kapal yang tinggi.
- PT Ruwanda Satya Abadi: melalui perusahaan ini, Sahroni memperluas jangkauan usahanya di bidang energi dan transportasi. Kehadiran PT Ruwanda semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemain penting dalam industri distribusi bahan bakar dan jasa maritim.
Selain bisnis yang ia dirikan sendiri, nama Sahroni juga tercatat sebagai petinggi di berbagai korporasi lain. Ia pernah atau masih menjabat sebagai Direktur maupun Komisaris di sejumlah perusahaan besar seperti PT Sagakosha, PT Berau, dan PT Golden Gallon, yang menunjukkan luasnya pengaruh dan kepercayaan yang ia dapatkan di dunia korporasi. Kiprahnya di ranah bisnis yang mencakup sektor energi, transportasi laut, hingga jabatan strategis di berbagai perusahaan inilah yang membentuk “gurita bisnis” Ahmad Sahroni dan menjadi sumber utama kekayaannya.
Terjun ke Dunia Politik
Setelah mencicipi kesuksesan di dunia usaha, Ahmad Sahroni memutuskan merambah karier politik sebagai ladang pengabdian berikutnya. Pada tahun 2013, ia bergabung dengan Partai NasDem, dan tak lama kemudian maju sebagai calon legislatif. Hasilnya, pada Pemilu 2014 Sahroni berhasil terpilih menjadi anggota DPR RI mewakili DKI Jakarta III. Karier politiknya pun melesat seiring waktu. Pada periode kedua jabatannya, ia didapuk menjadi Wakil Ketua Komisi III DPR RI, komisi yang membidangi masalah Hukum, Hak Asasi Manusia, dan Keamanan. Posisi wakil ketua di komisi strategis ini membuat namanya kian diperhitungkan di Senayan. Sahroni dikenal sebagai figur politisi yang vokal dan kritis dalam menyuarakan pendapat, sehingga ia menjadi salah satu anggota dewan yang disegani saat ini. Di lingkungan partainya, Partai NasDem, ia juga dipercaya menjabat Bendahara Umum DPP sejak 2019, mengelola aspek finansial partai. Langkah Sahroni terjun ke politik menunjukkan transformasinya dari seorang pengusaha sukses menjadi tokoh publik yang berpengaruh di tingkat nasional.
Gaya Hidup ala “Crazy Rich”
Julukan “Crazy Rich Tanjung Priok” yang disematkan pada Ahmad Sahroni bukan tanpa alasan. Seiring suksesnya di bisnis dan politik, ia menjalani gaya hidup glamor khas konglomerat. Berdasarkan laporan resmi LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) untuk tahun 2024, total harta kekayaan Sahroni tercatat mencapai sekitar Rp328,9 miliar. Kekayaan ini terdiri dari beragam aset, termasuk 19 bidang tanah dan bangunan senilai lebih dari Rp139 miliar, serta koleksi 27 kendaraan senilai sekitar Rp38 miliar. Garasi rumahnya bak showroom mobil mewah – koleksi kendaraan Sahroni diketahui mencakup beragam mobil klasik dan modern, antara lain Ferrari, Porsche, hingga mobil listrik Tesla terbaru. Kecintaannya pada dunia otomotif juga tercermin dari aktivitasnya di berbagai komunitas kendaraan eksklusif. Ia menjabat Presiden McLaren Club Indonesia (komunitas pecinta supercar McLaren) dan bahkan dipercaya menjadi Ketua Umum Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) periode 2023–2028. Selain itu, Sahroni dikenal gemar olahraga golf dan aktif dalam klub otomotif lain seperti Brotherhood Club Indonesia dan Motor Besar Indonesia.
Gaya hidup serba wah dan kegemarannya mengoleksi barang berkelas inilah yang membuat Ahmad Sahroni lekat dengan predikat “crazy rich”. Dari mengendarai supercar di akhir pekan, menghadiri acara golf eksklusif, hingga memberi koleksi tas mewah untuk keluarga, semua mencerminkan statusnya sebagai orang sukses yang menikmati hasil jerih payahnya. Kisah transformasi “anak Priok” penjual nasi Padang menjadi konglomerat kaya raya ini pun menjadi inspirasi banyak orang. Julukan Crazy Rich Tanjung Priok terasa pantas disematkan padanya, mengingat perjalanan hidup Sahroni yang dramatis dari titik nol hingga menjelma salah satu pengusaha sekaligus tokoh publik paling sukses di Indonesia.***