Berita Terbaru Hari Ini, Update dan Terpercaya
News  

Deretan Bisnis Ferry Irwandi, Tidak Hanya Malaka Project

Ferry Irwandi, Sosok yang Diincar TNI
Ferry Irwandi, Sosok yang Diincar TNI

Sah! – Nama Ferry Irwandi kian dikenal publik bukan hanya karena keberaniannya menyuarakan kritik sosial dan politik, tetapi juga karena kemampuannya mengelola bisnis di dunia digital.

Mantan PNS Kementerian Keuangan ini membuktikan bahwa transisi dari birokrasi ke dunia wirausaha bukan hal mustahil.

Justru dengan memanfaatkan pengalaman, jejaring, dan kreativitas, Ferry berhasil membangun sejumlah bisnis yang relevan dengan minat generasi muda.

1. Malaka Project – Bisnis Edukasi dan Literasi Publik

Ferry adalah pendiri sekaligus CEO Malaka Project, sebuah platform edukasi yang diluncurkan resmi pada Oktober 2023. Nama “Malaka” terinspirasi dari pemikiran Tan Malaka, yang dikenal sebagai tokoh revolusioner dan pejuang literasi.
Melalui Malaka Project, Ferry membangun gerakan untuk meningkatkan pola pikir kritis, empati sosial, dan pemahaman ilmiah generasi muda. Kegiatan Malaka Project tidak hanya terbatas di dunia digital, tapi juga menyelenggarakan acara offline, kelas, dan seminar dengan mengundang tokoh-tokoh muda populer.

Dengan model ini, Malaka Project menjadi bisnis sosial-edukatif yang memadukan idealisme dengan keberlanjutan usaha. Ferry membuktikan bahwa edukasi bisa dikemas menarik sekaligus tetap memiliki nilai ekonomi.

2. Kanal YouTube & Monetisasi Konten

YouTube adalah “tulang punggung” bisnis Ferry. Dengan hampir 2 juta subscriber dan ratusan juta tayangan, kanal ini menjadi sumber pendapatan utama melalui iklan, monetisasi, serta kerja sama brand.

Berbeda dengan banyak kreator lain, Ferry tetap mengedit sendiri sebagian besar kontennya agar ciri khasnya terjaga. Hal ini justru meningkatkan kredibilitasnya di mata pengikut, yang menganggap Ferry autentik dan konsisten.

Selain iklan, Ferry juga membuka peluang kolaborasi bisnis lewat sponsor dan partnership. Di deskripsi kanalnya, ia menyediakan kontak resmi untuk brand yang ingin bekerja sama. Strategi ini menunjukkan bahwa konten tidak hanya menjadi media komunikasi, tetapi juga instrumen bisnis yang terukur.

3. Kemitraan dengan Podcast Populer

Ferry tidak hanya menjadi tamu di podcast orang lain, tetapi juga bermitra secara kepemilikan dalam beberapa proyek konten. Contoh yang paling menonjol adalah kolaborasinya dengan Deddy Corbuzier dalam podcast Close The Door.
Alih-alih bekerja dengan sistem gaji, Ferry memilih model bagi hasil setara. Dengan cara ini, ia tidak hanya memperoleh penghasilan, tetapi juga membangun posisi sebagai pengusaha media. Kemitraan semacam ini memperlihatkan insting bisnis Ferry: menempatkan diri bukan sekadar “talent”, melainkan juga co-owner dari sebuah brand konten.

4. Aktivisme Sebagai “Modal Sosial”

Walaupun bukan bisnis komersial murni, aktivitas Ferry dalam melaporkan penipuan, melawan judi online, hingga mengedukasi publik soal literasi digital, pada akhirnya memperkuat personal brand-nya.
Brand yang kuat membuat Ferry lebih mudah mengembangkan bisnis lain – mulai dari menjual merchandise, membuka kelas online, hingga mendapatkan sponsor dengan nilai lebih tinggi. Dengan kata lain, aktivisme Ferry berfungsi sebagai “modal sosial” yang bernilai ekonomis dalam jangka panjang.

Bisnis Ferry Irwandi adalah kombinasi unik antara edukasi, konten, dan aktivisme. Malaka Project menunjukkan bagaimana idealisme bisa dikemas menjadi bisnis berkelanjutan. Kanal YouTube dan podcast partnership memperlihatkan bagaimana platform digital bisa menjadi instrumen usaha yang solid. Sementara aktivismenya membangun modal sosial yang memperkuat semua lini bisnis Ferry.

Kisah Ferry memberi pelajaran bahwa wirausaha modern tidak melulu soal produk fisik, tetapi bisa berupa gagasan, konten, dan keberanian mengubah pola pikir masyarakat.

Exit mobile version