Sah!– Perjanjian waralaba telah menjadi salah satu strategi bisnis yang populer di seluruh dunia, memungkinkan perusahaan untuk memperluas jangkauan mereka dengan cepat dan efisien sambil memberikan kesempatan kepada individu atau entitas bisnis lainnya untuk memanfaatkan merek, sistem, dan dukungan yang telah teruji.
Dengan pertumbuhan pesat industri waralaba, pemahaman yang baik tentang langkah-langkah dalam pembuatan perjanjian waralaba menjadi semakin penting.
Perjanjian waralaba adalah kontrak yang kompleks yang membutuhkan perhatian terperinci terhadap detail dan persyaratan hukum yang berlaku. Langkah-langkah yang diambil dalam proses ini dapat berdampak besar pada keberhasilan kedua belah pihak, baik franchisor maupun franchisee.
1. Penelitian Awal
Franchisor melakukan penelitian pasar dan analisis potensial untuk menentukan apakah model bisnisnya cocok untuk waralaba.
Calon franchisor juga harus mengevaluasi kekuatan merek, keberhasilan konsep bisnis, dan kepatuhan terhadap regulasi waralaba.
2. Persiapan Dokumen
Franchisor menyiapkan dokumen-dokumen waralaba yang meliputi FDD (Franchise Disclosure Document) dan perjanjian waralaba.
Dokumen-dokumen ini harus memenuhi persyaratan hukum setempat dan memberikan informasi lengkap tentang hak dan kewajiban kedua belah pihak.
3. Penawaran Waralaba
Franchisor menyebarkan penawaran waralaba kepada calon franchisee yang memenuhi syarat.
Penawaran tersebut mencakup detail tentang biaya, dukungan, dan persyaratan lainnya yang terkait dengan kepemilikan waralaba.
4. Negosiasi
Franchisor dan calon franchisee melakukan negosiasi untuk menyelesaikan detail-detail perjanjian, termasuk biaya, wilayah eksklusif, durasi kontrak, dan kewajiban pihak.
5. Penandatanganan Perjanjian Waralaba
Setelah negosiasi selesai, kedua belah pihak menandatangani perjanjian waralaba secara resmi.
Perjanjian ini mencakup semua ketentuan dan syarat-syarat yang telah disepakati, termasuk hak dan kewajiban masing-masing pihak.
6. Pelatihan dan Dukungan
Franchisor memberikan pelatihan kepada franchisee dan stafnya mengenai operasional bisnis, standar kualitas, dan manajemen merek.
Dukungan terus menerus juga diberikan dalam bentuk bimbingan, pengembangan produk, dan pemasaran.
7. Pelaksanaan Operasional
Franchisee membuka dan mengoperasikan outlet waralaba sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh franchisor.
Mereka juga harus mematuhi pedoman operasional, merek dagang, dan sistem manajemen yang telah ditentukan.
8. Pemantauan dan Evaluasi
Franchisor terus memantau kinerja franchisee dan outlet waralabanya untuk memastikan kepatuhan terhadap standar operasional dan keberhasilan bisnis.
Evaluasi rutin dilakukan untuk mengidentifikasi area-area perbaikan dan memperbaiki kinerja.
9. Perpanjangan atau Pembatalan
Setelah berakhirnya masa kontrak, franchisee memiliki opsi untuk memperpanjang perjanjian waralaba jika memenuhi syarat atau mengakhiri hubungan jika diperlukan.
10. Pengembangan Jaringan
Franchisor dapat terus mengembangkan jaringan waralabanya dengan menawarkan lebih banyak kesempatan waralaba kepada calon franchisee yang berkualifikasi.
Setiap langkah dalam proses ini memerlukan perhatian yang cermat dan kerjasama antara franchisor dan franchisee untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dari perjanjian waralaba.
Implikasi Perjanjian Waralaba
Perjanjian waralaba bukanlah semata-mata tentang memperluas merek dan bisnis, tetapi juga membawa implikasi yang luas bagi kedua belah pihak yang terlibat. Implikasi tersebut mencakup aspek hukum, finansial, operasional, dan reputasi yang memerlukan pemahaman yang mendalam dan manajemen yang cermat. Dalam artikel ini, kami akan mengeksplorasi beberapa implikasi utama dari perjanjian waralaba:
1. Implikasi Hukum
Perjanjian waralaba harus mematuhi hukum dan regulasi yang berlaku di wilayah hukum yang relevan.
Pelanggaran kontrak atau perselisihan dapat mengakibatkan sanksi hukum, gugatan, atau kehilangan perlindungan hukum yang diberikan oleh perjanjian.
2. Implikasi Finansial
Franchisee harus membayar biaya awal, royalti berkelanjutan, dan biaya lainnya kepada franchisor.
Kedua belah pihak perlu memperhitungkan risiko keuangan, termasuk investasi awal, biaya operasional, dan potensi penghasilan.
3. Implikasi Operasional
Franchisee harus mengikuti standar operasional, prosedur, dan pedoman yang ditetapkan oleh franchisor.
Kedua belah pihak perlu berkomunikasi secara teratur untuk memastikan konsistensi operasional dan kualitas layanan.
4. Implikasi Reputasi
Kinerja franchisee dapat mempengaruhi reputasi merek secara keseluruhan.
Pelanggaran etika bisnis atau kualitas yang buruk dapat merusak citra merek dan memengaruhi kepercayaan pelanggan.
Dalam mengelola implikasi waralaba, kedua belah pihak perlu memahami tanggung jawab mereka, berkomunikasi secara efektif, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kesadaran yang baik tentang implikasi ini, perjanjian waralaba dapat menjadi alat yang kuat untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.
Sah! menyediakan layanan berupa pengurusan legalitas usaha termasuk pendirian badan usaha. Sehingga, tidak perlu khawatir dalam menjalankan aktivitas lembaga/usaha. Kunjungi laman website Sah.co.id mendapatkan konsultasi dan info lebih lanjut.
Source :
https://ironcladapp.com/journal/contracts/franchise-agreement/
https://izin.co.id/indonesia-business-tips/2021/01/15/izin-usaha-franchise/
https://www.bhinneka.com/blog/cara-membuat-franchise-dan-prosedurnya/