Teori absolut, atau sering disebut sebagai teori pembalasan, adalah salah satu teori hukum pidana yang telah ada sejak lama. Teori ini menekankan bahwa tujuan utama dari hukuman adalah untuk membalas atau menghukum pelaku kejahatan berdasarkan kesalahan yang telah dilakukannya. Dalam konteks hukum pidana, teori absolut ini memberikan penekanan pada perlunya memberi hukuman yang setimpal dengan perbuatan yang dilakukan oleh pelaku.
Namun, dalam perkembangan hukum pidana modern, banyak pertanyaan muncul mengenai relevansi teori ini, terutama dalam kasus-kasus berat seperti pengeroyokan yang menyebabkan kematian. Artikel ini akan membahas apakah teori absolut masih dapat diterapkan dalam konteks hukum pidana saat ini, dengan fokus khusus pada kasus pengeroyokan yang mengakibatkan kematian dan bagaimana teori ini dapat diterapkan dalam kasus-kasus besar.
1. Teori Absolut: Konsep Dasar dan Sejarah
Teori absolut atau teori pembalasan dalam hukum pidana berakar pada ide bahwa hukuman harus berfungsi sebagai balasan yang setimpal untuk tindakan kriminal yang dilakukan. Teori ini menganggap bahwa setiap pelanggaran hukum harus dihukum secara proporsional dengan kejahatan yang dilakukan, tanpa mempertimbangkan efek dari hukuman terhadap pelaku atau masyarakat.
Sejarah dan Asal Usul:
- Teori ini memiliki akar yang dalam dalam filosofi hukum kuno, terutama di zaman Yunani Kuno dan Romawi. Dalam konteks ini, hukuman dianggap sebagai cara untuk menjaga keseimbangan moral dan keadilan.
- Para filsuf seperti Immanuel Kant mendukung teori ini dengan keyakinan bahwa hukuman harus bersifat punitif dan bukan sekadar preventif atau rehabilitatif. Kant, misalnya, berpendapat bahwa hukuman harus diberikan karena pelaku telah melanggar hukum dan bukan karena untuk tujuan lain.
Prinsip-Prinsip Utama:
- Hukuman harus proporsional dengan kejahatan yang dilakukan.
- Hukuman harus bersifat intrinsik, artinya hukuman itu sendiri adalah tujuan dari pelaksanaan keadilan.
- Tidak mempertimbangkan efek jangka panjang dari hukuman terhadap pelaku atau masyarakat.
2. Perkembangan Hukum Pidana dan Kritik terhadap Teori Absolut
Seiring dengan perkembangan sistem hukum dan pemikiran tentang keadilan, teori absolut mengalami kritik dan pergeseran. Banyak ahli hukum dan filsuf kontemporer menganggap bahwa teori ini terlalu sempit dan tidak mempertimbangkan aspek rehabilitatif dan preventif dari hukuman.
Kritik Terhadap Teori Absolut:
- Kehilangan Fokus pada Rehabilitasi dan Pencegahan: Kritikus berpendapat bahwa teori absolut terlalu fokus pada pembalasan dan tidak mempertimbangkan pentingnya rehabilitasi pelaku atau pencegahan kejahatan di masa depan.
- Keadilan Restoratif: Konsep keadilan restoratif, yang berfokus pada memperbaiki kerugian yang ditimbulkan oleh kejahatan dan melibatkan korban dalam proses hukum, seringkali dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pembalasan semata.
- Efek Psikologis dan Sosial dari Hukuman: Ada kekhawatiran bahwa hukuman yang murni bersifat pembalasan dapat memiliki efek negatif terhadap pelaku, yang dapat mengakibatkan masalah psikologis dan sosial yang lebih besar.
3. Teori Absolut dalam Kasus Pengeroyokan yang Menyebabkan Kematian
Kasus pengeroyokan yang menyebabkan kematian adalah salah satu bentuk kejahatan yang sangat serius dan kompleks. Dalam konteks ini, penerapan teori absolut harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
Kasus Pengeroyokan:
- Definisi dan Konteks: Pengeroyokan adalah tindakan di mana beberapa orang secara bersamaan menyerang atau melakukan kekerasan terhadap seseorang. Jika pengeroyokan tersebut menyebabkan kematian, maka hukuman yang diberikan harus mempertimbangkan seberapa berat kejahatan yang telah dilakukan.
- Proses Penilaian Hukuman: Dalam kasus pengeroyokan yang menyebabkan kematian, teori absolut akan menekankan bahwa hukuman harus setimpal dengan penderitaan dan kerugian yang diderita oleh korban dan keluarganya.
Apakah Teori Absolut Masih Relevan?
- Penggunaan Teori Absolut: Meskipun teori absolut memberikan dasar untuk memberikan hukuman yang setimpal, penerapannya dalam kasus pengeroyokan yang menyebabkan kematian harus mempertimbangkan konteks dan kompleksitas dari kasus tersebut.
- Penerapan Praktis: Dalam praktiknya, banyak sistem hukum modern telah menggabungkan teori absolut dengan teori-teori lain, seperti teori utilitarian yang menekankan pencegahan dan rehabilitasi. Dalam kasus pengeroyokan yang menyebabkan kematian, sistem hukum mungkin menggabungkan aspek pembalasan dengan upaya untuk mencegah kejahatan di masa depan dan rehabilitasi pelaku.
4. Kasus-Kasus Besar dan Aplikasi Teori Absolut
Dalam konteks kasus besar atau kejahatan berat, penerapan teori absolut menjadi lebih kompleks. Kasus-kasus besar seperti terorisme, korupsi tingkat tinggi, atau kejahatan yang melibatkan banyak pelaku dan korban memerlukan pendekatan yang komprehensif.
Aplikasi dalam Kasus Besar:
- Pertimbangan Kompleks: Kasus besar sering melibatkan banyak faktor, termasuk dampak sosial dan politik dari kejahatan tersebut. Teori absolut mungkin tidak selalu memadai untuk menangani semua aspek dari kasus-kasus ini.
- Pendekatan Terpadu: Dalam kasus besar, pendekatan hukum pidana sering kali melibatkan teori-teori hukum pidana lain, seperti teori utilitarian yang menekankan pencegahan dan rehabilitasi, untuk memastikan bahwa hukuman yang diberikan tidak hanya memenuhi prinsip pembalasan tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.
5. Kesimpulan: Apakah Teori Absolut Masih Relevan?
Teori absolut, atau teori pembalasan, masih memiliki tempat dalam pemikiran hukum pidana modern, meskipun seringkali harus diintegrasikan dengan teori-teori lain. Dalam kasus pengeroyokan yang menyebabkan kematian dan kasus-kasus besar lainnya, penerapan teori absolut harus mempertimbangkan banyak faktor, termasuk proporsionalitas hukuman, dampak terhadap pelaku, dan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Relevansi dan Integrasi:
- Pentingnya Proporsionalitas: Teori absolut tetap relevan dalam hal memastikan bahwa hukuman sesuai dengan kejahatan yang dilakukan, yang penting untuk menjaga rasa keadilan.
- Pendekatan Multidimensional: Dalam praktiknya, sistem hukum modern sering menggabungkan teori absolut dengan teori lain untuk menangani kompleksitas dari kejahatan dan memberikan hasil yang lebih komprehensif dan adil.
Secara keseluruhan, meskipun teori absolut masih memiliki relevansi, penerapannya dalam hukum pidana modern cenderung melibatkan integrasi dengan pendekatan lain untuk memastikan bahwa keadilan tercapai dengan cara yang efektif dan adil.
Kunjungi laman sah.co.id dan instagram @sahcoid untuk informasi menarik lainnya.