Kemudian dalam ajaran obyektif, perbuatan dalam turut serta merupakan perbuatan pelaksanaan, sedangkan perbuatan dalam pembantuan merupakan perbuatan penunjang bahkan persiapan saja.
Jadi, kesimpulan dari perbedaan turut serta dalam tindak pidana (penyertaan) dengan membantu melakukan dan turut serta berarti terjadi kerjasama antara pelaku dengan tujuan untuk melakukan tindak pidana karena penyertaan melibatkan 1 atau lebih pelaku tindak pidana.
Sedangkan membantu melakukan berarti orang yang membantu tersebut hanya membantu pelaku agar bisa mencapai tujuan pelaku tanpa ada tujuan sendiri.
Dan dalam keadaan membantu harus memiliki unsur kesengajaan. Baik yang dilakukan pada saat tindak pidana terjadi atau sebelum tindak pidana tersebut terjadi.
Itulah pembahasan terkait dengan perbedaan penyertaan dan pembantuan dalam sebuah tindak pidana, semoga bermanfaat.
Untuk yang hendak mendirikan lembaga/usaha atau mengurus legalitas usaha bisa mengakses laman Sah!, yang menyediakan layanan berupa pengurusan legalitas usaha . Sehingga, tidak perlu khawatir dalam menjalankan aktivitas lembaga/usaha .
Informasi lebih lanjut, bisa menghubungi via pesan instan WhatsApp ke +628562160034.
Source:
- Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I (Raja Grafindo Persada 2002).hlm.73.
- Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux (Widya Karya 2014). Hlm.484.
- Pasal 55 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
- Pasal 56 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
- Desi Nurdiyanti, 2017, “Tindak Pidana Pembantuan Dalam Penipuan Ditinjau Dari Hukum Pidana Islam”, Skripsi, Sarjana Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin, Makassar, hlm. 27.
