Sah! – Indonesia resmi bergabung dengan blok ekonomi BRICS pada tanggal 6 Januari 2025. Pengumuman tersebut disampaikan oleh salah satu pemerintah anggota BRICS yakni Brazil yang juga Ketua BRICS saat ini.
Indonesia diterima sebagai anggota penuh dan merupakan negara anggota ke-10 dari blok ekonomi tersebut. Setelah tahun lalu Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab juga bergabung sebagai anggota penuh.
“Indonesia memiliki kesamaan dengan anggota lain dalam dalam mendukung reformasi institusi tata kelola global, serta memberikan kontribusi positif untuk memperdalam kerja sama di negara-negara Global South,” ujar pemerintah Brasil.
Keinginan untuk bergabung dengan BRICS sudah ada sejak 2023 dan pencalonan Indonesia diterima. Namun, pada tahun 2024 Indonesia meminta penundaan sampai selesainya pemilu dan terpilihnya presiden Prabowo Subianto.
Pada Oktober 2024, melalui menteri luar negeri, Sugiono, Indonesia menyampaikan keinginannya untuk bergabung dengan BRICS dan penerimaan Indonesia pun dimulai.
“Dengan perekonomian yang tumbuh dan beragam, Indonesia tentunya berkomitmen untuk memberikan berkontribusi dalam menjaga ketahanan ekonomi, menjaga kerja sama teknologi, dan juga kesehatan masyarakat.” ungkap Rolliansyah Soemirat, juru bicara Kemenlu RI.
Apa Itu BRICS?
BRICS adalah sebuah organisasi antar pemerintah yang didirikan oleh 5 negara yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Melansir dari Britannica, BRICS disebut-sebut sebagai blok geopolitik yang didirikan untuk melawan pengaruh dari dominasi Barat seperti International Monetary (IMF) dan World Bank
Awalnya hanya terdapat 4 negara yakni Brasil, Rusia, India, dan China sehingga muncul istilah BRIC. Akronim ini muncul karena seorang ahli ekonomi bernama Jim O’neil.
Ia sendiri memprediksi jika pertumbuhan BRIC semakin baik dan dapat dijaga maka dapat mendominasi ekonomi global pada tahun 2050.
BRIC diawali atas inisiatif Rusia pada 16 Juni 2009 karena resesi global tahun 2008 mendorong kelompok ini untuk memperkuat koordinasi ekonomi dalam berbagai isu, seperti kebijakan tarif, pembatasan ekspor sumber daya penting, dan investasi.
Dalam KTT yang pertama kali diadakan oleh Rusia, para pemimpin BRIC mengeluarkan dokumen pernyataan yang menggambarkan pandangan bersama mengenai cara menghadapi krisis keuangan dan ekonomi global.
Pada tahun 2011, Afrika Selatan resmi bergabung dengan BRIC, sehingga nama organisasi antarpemerintah ini berubah menjadi BRICS. Bergabungnya Afrika Selatan sebagai anggota baru menandai perluasan cakupan BRIC menjadi lebih luas.
Pada tahun 2013, BRICS menyumbang sekitar 27 persen dari PDB global. Dengan total populasi mencapai 2,88 miliar jiwa, atau 42 persen dari populasi dunia, negara-negara BRICS juga mencakup 26 persen dari keseluruhan daratan di dunia.
Baru-baru ini BRICS sempat mengalami kendala dengan adanya perang antara Rusia dengan Ukraina.
Namun, BRICS memiliki pengaruh yang besar dan signifikan karena sepuluh negara BRICS sekarang mencakup dari lebih dari seperempat ekonomi global dan hampir setengah dari populasi dunia.
Dengan bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh pada 6 Januari 2025, BRICS semakin memperluas jangkauannya dan meningkatkan potensi kerjasama di antara negara-negara berkembang.
Mengapa Indonesia Ingin Bergabung Dengan BRICS?
Alasan Indonesia ingin bergabung dengan BRICS sendiri memiliki tujuan untuk:
- Meningkatkan kerjasama ekonomi dan memperkuat hubungan perdagangan
- Menciptakan sistem ekonomi alternatif
- Mengurangi ketergantungan pada sistem ekonomi yang didominasi oleh negara-negara Barat, terutama dalam hal penggunaan dolar AS.
- Memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang dalam pengambilan keputusan global.
Melansir dari BBC Indonesia, melalui BRICS, Indonesia dan negara-negara berkembang lain ingin mengangkat kepentingan bersama atau Global South.
Tujuan Indonesia bergabung ke BRICS dipandang sebagai usaha untuk tidak bergantung kepada negara lain terkhususnya negara Global North atau negara maju.
Contohnya pada arus perdagangan, diharapkan embargo dari negara maju menjadi tidak mempan terhadap negara-negara BRICS akibat ketergantungan dengan negara barat.
BRICS telah mendirikan Bank Pembangunan Baru (New Development Bank/NDB) dan Perjanjian Cadangan Kontinjensi (Contingent Reserve Arrangement/CRA) yang dirancang untuk menjadi alternatif bagi World Bank dan IMF.
Apabila berhasil maka dapat menyeimbangkan perekonomian sehingga tidak hanya berputar di negara maju saja dan memberikan kesempatan pada negara-negara berkembang.
Pakar Hubungan Internasional Universitas Diponegoro, Muhammad Rosyidin mengatakan BRICS dapat menjadi wadah yang strategis dalam membuka peluang kerja sama ekonomi.
Ekonom dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, mengatakan langkah pemerintah untuk bergabung dengan BRICS dapat membantu memenuhi kebutuhan Investasi.
Untuk memenuhi pertumbuhan ekonomi sebesar 8% menurut perhitungannya maka dibutuhkan dana sebesar 10 triliun yang dimana dari dalam negeri maksimum menyediakan dana sebesar 300 miliar sementara dari luar negeri sebesar 700 triliun.
Keberadaan BRICS dapat menggali sumber dana baru karena ada negara negara seperti India, China, dan Afrika Selatan. Bergabung dengan BRICS dapat menjadi jembatan Indonesia untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi.
Tantangan Setelah Bergabung Dengan BRICS
Bergabungnya Indonesia dengan BRICS merupakan gebrakan yang besar. Walaupun demikian terdapat kekhawatiran dengan tanggapan dari Amerika Serikat.
Salah satunya Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira seperti yang dilansir dari Disway.id
Ia menilai kebijakan ini dapat membawa sentimen dari Amerika Serikat karena menganggap Indonesia menjadi tidak netral. Apalagi dengan kembali terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat.
Pada November 2024 dalam pertemuan puncak BRICS terakhir di Kazan, Rusia, negara-negara BRICS membahas rencana peningkatan transaksi dengan non dolar dan penguatan terhadap mata uang lokal.
Namun, rencana ini ditentang keras oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ia mengancam akan mengenakan tarif 100% pada negara yang berani mencoba melemahkan dolar AS.
Seperti yang diketahui Dolar AS merupakan mata uang yang kuat dan menjadi acuan dalam perdagangan internasional. Namun, dengan terjadinya perang perdagangan antara Amerika Serikat dengan China mempengaruhi perdagangan internasional.
Tak heran dengan rencana anggota BRICS untuk mulai belajar meninggalkan Dolar AS menuai reaksi keras dari negara paman Sam tersebut.
Tren Dolarisasi memiliki kemungkinan untuk terjadi dengan adanya negara BRICS seperti China dan Rusia yang dominan menggunakan mata uang lokal mereka untuk perdagangan ekspor-impor.
Bagaimana Posisi Politik Indonesia Sekarang?
Bergabungnya Indonesia dengan blok BRICS disebut bukan berarti Indonesia ikut kubu tertentu akan tetapi untuk berpartisipasi lebih aktif di semua forum.
Indonesia sendiri juga sedang berusaha untuk bergabung dengan Organization for Economic Cooperation and Development atau OECD. Proses bergabung dengan OECD terbilang sulit karena harus menyesuaikan dengan kebijakan negara-negara lain yang cenderung liberal.
Menurut Hikmahanto Juwana, tindakan Indonesia untuk bergabung baik ke BRICS maupun OECD merupakan bentuk dari politik Indonesia yang bebas aktif. Akan tetapi konsekuensi bergabungnya Indonesia mungkin saja dapat berujung pada penolakan OECD.
Di sisi lain, apabila Indonesia sudah bergabung dengan OECD dan mampu menempatkan diri maka Indonesia dapat menjadi jembatan antara OECD dengan BRICS yang akan memperkuat posisi Indonesia di forum perekonomian Internasional.
Reaksi Negara China
China menyambut hangat dengan bergabungnya Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara kementerian luar negeri China, Guo Jiakun.
Ungkapnya bahwa BRICS telah menjadi wadah yang penting dalam mempromosikan solidaritas dan kerja sama di antara negara-negara Global South serta menjadi kekuatan utama dalam mendorong reformasi sistem tata kelola global.
China Percaya bahwa Indonesia akan berkontribusi aktif untuk pengembangan BRICS dan mereka siap mempererat kerjasama dengan Indonesia.
Jangan lupa untuk cek artikel lainnya di Sah.co.id. Sah! juga menyediakan layanan berupa pengurusan legalitas usaha . Untuk yang hendak mendirikan lembaga/usaha atau mengurus legalitas usaha bisa hubungi WA 0851 7300 7406 atau dapat kunjungi laman Sah.co.id.
Source :
https://www.reuters.com/world/indonesia-join-brics-bloc-full-member-brazil-says-2025-01-06
https://www.cfr.org/backgrounder/what-brics-group-and-why-it-expanding
https://www.globaltimes.cn/page/202501/1326444.shtml
https://kumparan.com/kumparanbisnis/apindo-bicara-dampak-ri-gabung-brics-ke-pengusaha-24FyCX7m4Qq
https://harian.disway.id/read/847089/indonesia-resmi-jadi-anggota-brics-apa-keuntungannya
https://www.cfr.org/backgrounder/what-brics-group-and-why-it-expanding
https://www.britannica.com/topic/BRICS