Sah! – Corporate Social Responsibility (CSR) dan Perusahaan Sosial Enterprise keduanya memiliki tujuan untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat dan lingkungan, namun ada perbedaan mendasar dalam cara keduanya dijalankan serta fokus mereka.
Meski demikian, keduanya saling terkait dan dapat saling mendukung dalam mewujudkan tujuan sosial.
Apa Itu CSR?
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah konsep di mana perusahaan berkomitmen untuk melakukan kegiatan yang memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan di luar kewajiban hukum mereka.
CSR sering kali mencakup inisiatif yang berkaitan dengan pengelolaan dampak lingkungan (seperti pengurangan emisi karbon), pemberdayaan masyarakat (seperti program pendidikan), dan kesejahteraan karyawan (seperti penyediaan fasilitas yang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan).
CSR biasanya dilaksanakan oleh perusahaan besar sebagai bagian dari strategi mereka untuk membangun citra positif dan menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap masalah sosial dan lingkungan.
Apa Itu Perusahaan Sosial Enterprise?
Perusahaan Sosial Enterprise (social enterprise) adalah jenis organisasi yang menggabungkan model bisnis tradisional dengan tujuan sosial.
Berbeda dengan perusahaan yang hanya berfokus pada profit, perusahaan sosial memprioritaskan pencapaian dampak sosial atau lingkungan yang positif melalui produk atau layanan yang mereka tawarkan.
Meskipun perusahaan sosial tetap berusaha mendapatkan keuntungan untuk mendukung keberlanjutan operasionalnya, laba yang diperoleh sebagian besar digunakan untuk tujuan sosial yang lebih besar, seperti pemberdayaan komunitas, pengentasan kemiskinan, atau pelestarian lingkungan.
Kaitannya CSR dengan Perusahaan Sosial Enterprise
1. Tujuan Sosial yang Sama
Baik CSR maupun perusahaan sosial sama-sama memiliki tujuan untuk memberi dampak sosial positif. Perusahaan sosial secara eksplisit berfokus pada menciptakan perubahan sosial atau lingkungan melalui operasi bisnis mereka.
Sementara CSR sering kali digunakan sebagai cara bagi perusahaan untuk berkontribusi kepada masyarakat dan lingkungan, baik dengan inisiatif filantropi maupun operasional yang berkelanjutan, perusahaan sosial secara langsung mengintegrasikan tujuan sosial ke dalam model bisnis mereka.
- Contoh Perusahaan Sosial adalah Warung Pintar yang menyediakan platform untuk membantu pedagang kecil di Indonesia mengakses produk dengan harga yang lebih kompetitif dan meningkatkan penjualan mereka.
- Contoh CSR adalah Perusahaan besar seperti Unilever yang menjalankan berbagai program CSR untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inisiatif seperti Unilever Sustainable Living Plan, yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat.
2. Pendekatan Keberlanjutan
Baik CSR maupun perusahaan sosial berfokus pada keberlanjutan. Namun, perusahaan sosial memiliki model bisnis yang sudah terstruktur untuk menciptakan dampak sosial yang berkelanjutan sebagai bagian inti dari operasi bisnis mereka, sedangkan CSR lebih sering dilihat sebagai program pendukung atau tambahan yang dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan reputasi mereka di mata publik.
- Perusahaan Sosial seperti BukuKita yang menjual buku dengan harga terjangkau sambil mendukung pendidikan di daerah terpencil, mengandalkan keuntungan yang dihasilkan untuk mendanai inisiatif sosial mereka.
- CSR dapat terlihat pada Nike yang menjalankan inisiatif CSR untuk meningkatkan hak-hak pekerja di seluruh dunia dan mengurangi jejak karbon mereka, tetapi Nike tetap berorientasi pada keuntungan dan tidak sepenuhnya bergantung pada dampak sosial sebagai tujuan utama.
3. Integrasi Bisnis dan Tujuan Sosial
Salah satu perbedaan utama antara CSR dan perusahaan sosial adalah integrasi tujuan sosial dengan model bisnis. Perusahaan sosial secara langsung mengintegrasikan misi sosial atau lingkungan mereka ke dalam produk, layanan, dan strategi bisnis mereka.
Di sisi lain, CSR sering kali berfungsi sebagai program terpisah dari inti operasional perusahaan dan lebih difokuskan pada tanggung jawab eksternal yang dilakukan secara sukarela.
- Perusahaan Sosial seperti Grameen Bank yang memfokuskan diri pada pemberian pinjaman mikro kepada orang miskin untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, menggabungkan misi sosial dengan model bisnis bank yang berkelanjutan.
- CSR dalam perusahaan besar seperti Coca-Cola yang menjalankan program-program pendidikan, penyuluhan kesehatan, atau inisiatif lingkungan untuk mendukung masyarakat, tetapi keuntungan utama perusahaan berasal dari penjualan produk mereka, bukan dari dampak sosial langsung.
4. Penggunaan Laba untuk Dampak Sosial
Perusahaan sosial lebih berfokus pada reinvestasi laba untuk tujuan sosial, sedangkan perusahaan yang melaksanakan CSR menggunakan laba untuk mendanai berbagai program sosial, namun tetap mempertahankan profit sebagai tujuan utama mereka.
- Perusahaan Sosial seperti Fairphone yang memproduksi smartphone dari bahan yang bersumber secara etis, memastikan bahwa keuntungan digunakan untuk memperbaiki kondisi pekerja di rantai pasokan mereka dan untuk mendukung proyek-proyek sosial di berbagai negara.
- CSR dalam perusahaan besar seperti Starbucks yang mengalokasikan sebagian keuntungan mereka untuk program kesejahteraan petani kopi melalui program Coffee and Farmer Equity (C.A.F.E.) Practices, sementara tetap berfokus pada profitabilitas perusahaan.
5. Model Bisnis dan Pendanaan
Perusahaan sosial sering kali mengandalkan berbagai model pendanaan, termasuk impact investing, pendanaan sosial, atau hibah untuk mendukung operasional mereka. Sebaliknya, perusahaan yang mengimplementasikan CSR lebih sering menggunakan dana internal perusahaan untuk mendanai program-program tersebut.
Secara keseluruhan, CSR dan Perusahaan Sosial Enterprise memiliki tujuan yang serupa dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, tetapi cara dan pendekatan keduanya berbeda. CSR lebih bersifat sebagai kegiatan tambahan untuk memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan, sedangkan perusahaan sosial menjadikan dampak sosial sebagai inti dari model bisnis mereka.
Perusahaan sosial terlibat langsung dalam penciptaan solusi sosial, sementara CSR lebih berfokus pada perbaikan dalam aspek sosial dan lingkungan yang terkait dengan operasional perusahaan secara umum.
Namun, keduanya memiliki peran penting dalam menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan adil. Perusahaan sosial dapat mengambil manfaat dari CSR untuk meningkatkan dampak sosial mereka, sementara perusahaan yang menjalankan CSR dapat terinspirasi oleh prinsip-prinsip perusahaan sosial untuk lebih mengintegrasikan dampak sosial ke dalam bisnis utama mereka.
Sah! Indonesia sebagai layanan legalitas usaha dan konsultasi hukum bisnis dapat memberikan bantuan untuk proses pendaftaran merek dagang. Kunjungi website Sah! Indonesia untuk mendapatkan perlindungan hukum yang dibutuhkan dan dukungan dalam mengembangkan bisnis Anda!
Jika membutuhkan konsultasi legalitas bisa klik tombol WhatsApp di kanan bawah atau melalui 0851 7300 7406