Berita Hukum Legalitas Terbaru

Berdampak Negatif Terhadap Anak, Parlemen AS Panggil Para CEO Medsos

white and pink digital device

Sah! – Para anggota Parlemen Amerika Serikat memanggil para CEO yang menyediakan platform media sosial, seperti X, Snap, Discord, Meta, dan TikTok pada 31 Januari 2024 untuk menghadiri rapat parlemen yang membahas bahaya media sosial terhadap anak-anak. 

Anak-anak di Amerika Serikat banyak yang mengalami trauma pelecehan seksual, melukai diri sendiri, gangguan terhadap pola makan yang dapat membawa dampak anoreksia, bulimia, makan berlebihan, perundungan, hingga memicu bunuh diri. 

Sebagian besar fenomena ini terjadi oleh anak-anak yang menggunakan media sosial karena adanya predator seksual dan fitur-fitur yang mengakibatkan ketagihan sehingga mempengaruhi kesehatan fisik dan mental anak-anak. 

Beberapa aktivis untuk melindungi anak serta anggota Kongres AS mengungkapkan bahwa perusahaan teknologi yang menyediakan media sosial tidak bertindak cukup banyak untuk melindungi anak-anak di AS. 

Berdasarkan regulasi di AS, platform media sosial mayoritas dilindungi dari tanggung jawab hukum terhadap konten yang telah dibagikan di aplikasi mereka. 

Walaupun anggota Kongres AS mau melegislasikan peraturan yang lebih banyak sebagai upaya untuk meningkatkan keamanan di dunia maya, tetapi regulasi baru ini terhambat oleh polarisasi di Washington DC dan lobi yang kuat oleh perusahaan-perusahaan ini. 

Kongres AS saat ini sedang menyusun sebuah peraturan yang memberikan kewajiban terhadap perusahaan media sosial untuk bertanggung jawab terhadap materi yang diunggah ke aplikasi mereka. 

Pada 31 Januari 2024, Komite Kehakiman Senat AS telah memanggil para CEO dari perusahaan besar media sosial untuk bersaksi dalam sidang dengan sesi Big Tech dan Krisis Eksploitasi Seksual Anak Online di tengah kemarahan orang tua dan anggota parlemen.  

Sidang ini bertujuan untuk menjawab kekhawatiran orang tua dan ahli kesehatan mental bahwa perusahaan ini lebih menitikberatkan keuntungan jika dibandingkan dengan memberikan keamanan terhadap anak-anak. 

Sidang yang digelar ini merupakan kesempatan langka bagi para Senator AS untuk menuntut pertanyaan-pertanyaan kepada para CEO perusahaan besar media sosial tersebut. 

Sidang ini dihadiri oleh CEO X, Linda Yaccarino; CEO Snap, Evan Spiegel; CEO Discord, Jason Citron; CEO TikTok Shou Zi Chew; dan CEO Meta, Mark Zuckerberg. 

Selain para CEO, para orang tua dari anak-anak yang telah terjerumus dari dampak negatif sosial media pun turut hadir dalam persidangan ini. Ketika para anggota senat menanyakan pertanyaan yang cukup sulit, mereka mengungkapkan perasaan mereka dan bertepuk tangan. 

Sebelumnya, perusahaan-perusahaan media sosial ini telah memiliki kesempatan dalam memberikan perlindungan terhadap anak, tetapi mereka gagal untuk melakukannya sehingga besar urgensinya untuk untuk mensahkan peraturan independen. 

Perusahaan tidak melakukan upaya dalam meningkatkan keamanan terhadap anak-anak, seperti memblokir predator seksual dan melakukan pencegahan bunuh diri terhadap remaja. 

Senator Partai Demokrat, Dick Durbin, mengungkapkan bahwa dengan tindakan perusahan besar tersebut memposisikan anak-anak di AS pada risiko besar. 

Lanjutnya, Ia menyampaikan statistik dari kelompok nirlaba, National Center for Missing and Exploited Children (Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi). 

Data tersebut mengungkapkan bahwa ‘Sextortion’ finansial adalah predator anak yang menipu anak-anak untuk mengirimkan pesan berupa foto dan video tidak senonoh, fenomena ini telah viral di tahun lalu. 

Dengan data tersebut, Ia pun menegaskan bahwa perusahaan besar inilah yang harus bertanggung jawab terhadap banyaknya bahaya yang telah dihadapi anak-anak secara daring. 

Durbin turut mengatakan bahwa memang platform media sosial telah memperkaya kehidupan orang banyak, tetapi sudah saatnya untuk mengenali ‘sisi gelapnya’. 

Selama sidang berlangsung, para senator AS mendorong para CEO terhadap dampak buruk yang terjadi dihubungkan dengan prevalensi konten pelecehan seksual, menyakiti diri sendiri, bunuh diri, dan gangguan makan terhadap anak secara daring. 

Selain itu, para Senator AS juga mengajukan pertanyaan yang sangat beragam, mereka memanfaatkan persidangan ini dengan bercakap di bawah sumpah. 

Melalui persidangan ini, juga diputarkan video yang menceritakan terdapat anak-anak dengan pengalamannya menjadi korban atas platform media sosial. Dalam tayangan tersebut, terdapat salah seorang anak mengatakan “Saya dieksploitasi secara seksual di Facebook”.  

Para CEO perusahaan besar tersebut telah membela dirinya bahwa aplikasi mereka telah berupaya untuk memberikan perlindungan kepada para pengguna. 

Mereka memuji bahwa alat keselamatan tersebut telah berupaya bersama dengan organisasi nirlaba dan penegak hukum dalam melindungi anak di bawah umur. 

CEO dari X menyatakan bahwa mereka tidak membenarkan konten apapun yang menayangkan atau mempromosikan terkait eksploitasi anak atau kekerasan seksual anak. 

Ia juga mengatakan bahwa mereka mendukung adanya ‘STOP CSAM ACT’ yang merupakan pembahasan utama dalam persidangan ini. 

Namun, sebelum itu, X sempat mendapat kritik ketika CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, dalam membeli aplikasi media sosial ini dan merenggangkan beberapa kebijakan moderasi. 

Januari 2024 kemarin, perusahaan X telah memblokir dalam hal pencarian penyanyi pop asal AS, Taylor Swift, setelah beredarnya gambar palsu dengan eksplisit dan seksual di dalam platform ini. 

Lanjutnya, CEO X mengungkap bahwa mereka memiliki 2.000 pekerja untuk proses moderasi atau sebagai moderator. 

Sementara itu, CEO Snap, menyatakan bahwa mereka telah mulai mendukung RUU federal tersebut terkait pertanggungjawaban hukum terhadap aplikasi media sosial yang mempromosikan konten berbahaya untuk anak-anak. 

Ia menambahkan bahwa RUU ini mendapat dukungan penuh dari perusahaan Snap dan meminta kepada industri untuk mendukung RUU ini.

Namun, ketika sidang sedang berjalan, terdapat adu argumen antara CEO Snap dan petinggi Discord dengan anggota Parlemen Partai Republik, Lindsey Graham. 

Ketika Graham menanyakan RUU ini kepada Citron, Graham memberikan sedikit kesempatan untuk menjawab, kejadian ini terlihat pula bahwa Citron memiliki keraguan terhadap sebagian besar RUU tersebut. 

Graham menambahkan bahwa “Jadi inilah Anda, jika Anda menunggu orang-orang ini menyelesaikan masalah, kita akan mati menunggu”. 

Di samping itu, Snap telah mengaku bahwa mereka memperkerjakan 2.300 pekerja sebagai moderator dalam proses moderasi. 

Discord adalah suatu aplikasi media sosial dalam bidang perpesanan. Para petinggi Discord juga dipertanyakan dengan hal yang sama, yaitu bagaimana cara melakukan deteksi dan pencegahan terhadap pelecehan seksual anak pada platformnya. 

Termasuk juga pada pertanyaan Graham, CEO Discord juga ragu dalam menjawab pertanyaan Graham saat itu. Selain itu, mereka mengungkap bahwa perusahaan Discord telah memiliki ‘ratusan’ moderator’, angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya. 

Namun, pada saat ditanyakan oleh seorang senator terkait RUU yang mewajibkan seluruh platform media sosial untuk menyampaikan terkait metode pengumpulan data dan algoritma mereka, para CEO tersebut mulai merasa keberatan.

Dalam sidang ini, para senator bersama-sama berupaya untuk menghilangkan perlindungan hukum perusahaan besar ini dalam jenis konten yang muncul pada aplikasi mereka, sebagaimana telah diatur dalam Pasal 230 UU Kepatutan Komunikasi AS. 

Perlindungan hukum tersebut, membuat para perusahaan teknologi besar ini mengakibatkan mereka kebal akan hukum. 

Sebelum sidang ini berlangsung, CEO dari X, Snap, dan Discord sempat untuk menolak dalam hadir ke forum persidangan ini. Dengan bantuan pengadilan yang dimintakan oleh para senat, melalui surat perintah yang berkekuatan hukum, akhirnya mereka datang. 

Beralih ke platform lainnya, sesi dari CEO Meta dan TikTok dalam persidangan ini berlangsung selama hampir 4 jam. 

Awalnya, Senator dari Partai Republik, Ted Cruz, menuduh bahwa TikTok memberikan dampak negatif terhadap anak-anak di AS. Ia mengaitkannya dengan aplikasi Douyin yang merupakan TikTok versi Cina untuk membantu pendidikan, sedangkan di AS tidak. 

Ia kembali menuduh bahwa di AS, TikTok membawa dampak buruk dengan menayangkan video dengan menjurus kepada self-harm dan propaganda anti-Israel kepada anak-anak. 

Chew meresponsnya bahwa semua hal tersebut tidaklah benar, karena hal ini berdasarkan Survey dari Cato Institute dengan data yang bias dan tidak akurat. Ia menjawabnya juga bahwa algoritma dari TikTok tidak membungkam konten apapun. 

CEO dari TikTok mengungkapkan bahwa mereka telah mengeluarkan dana lebih dari 2 miliar USD sebagai upaya untuk keamanan dan kepercayaan terhadap pengguna. Namun, Chew tidak menyebutkan komparisinya antara dana tersebut dengan seluruh jumlah pendapatan. 

TikTok mendesain produknya secara hati-hati supaya adanya sikap yang tidak ramah terhadap para pelaku yang ingin melukai para remaja. 

Senator dari Partai Republik, Tom Cotton, menanyakan hal-hal diluar konteks, seperti menuduh Chew bahwa ia mendukung genosida, pendapat Joe Biden terhadap Presiden Xi Jinping terkait kediktatorannya, berafiliasi dengan partai Komunis Cina, hingga kewarganegaraan dari Chew. 

Ketika Chew ditanyakan apakah TikTok memberikan data pengguna asal AS kepada pemerintah Cina, Chew menjawab bahwa walaupun TikTok dimiliki oleh perusahaan Cina, yaitu ByteDance, TikTok tidak pernah memberikan data tersebut. 

Chew juga menjawab bahwa Ia merupakan warga negara Singapura sehingga tidak mungkin ia melakukan semua hal yang dituduhkannya tersebut. 

Pertanyaan-pertanyaan kontroversial Cotton tersebut membuat forum semakin memanas hingga mendapat respon oleh orang banyak di platform X. Namun, dibalik pertanyaan Cotton, mereka berfokus pada dugaannya dalam kedekatan TikTok dengan pemerintah Cina. 

Chew juga mengungkapkan bahwa sebagai seorang ayah dari 3 orang anak, isu yang dibahas pada saat itu merupakan hal yang mengerikan dan akan menjadi mimpi buruk bagi semua orang tua. 

Ia juga menambahkan bahwa anak-anak dibawah 13 tahun dilarang untuk menggunakan TikTok karena mengacu pada peraturan yang ada di Singapura. TikTok juga memiliki pedoman komunitas bahwa mereka melarang dengan tegas dalam eksploitasi remaja dan bahaya lain. 

Dalam forum persidangan ini, CEO Meta merupakan orang yang paling menjadi sorotan. Sebelumnya, perusahaan ini telah mempublikasikan bahwa adanya upaya keamanan baru.

Salah satunya adalah anak di bawah usia 16 tahun tidak dapat menerima pesan di Instagram dan Messenger (fitur dari Facebook) dari orang asing. Remaja tersebut nantinya hanya bisa dikirimkan pesan dan ditambahkan ke grup orang-orang yang telah terhubung. 

Ia juga mengungkap bahwa terdapat lebih dari 30 fitur untuk memberikan lingkungan yang aman terhadap anak dan remaja dalam penggunaan aplikasi mereka. 

Meta juga memperketat kebijakan dalam pembatasan konten untuk para remaja dengan memperumitkan dalam melihat unggahan suatu konten terkait bunuh diri, self-harm, dan gangguan makan. 

Meta telah mengeluarkan dana sebesar 20 miliar USD sejak 2016 untuk memberikan keamanan dalam penggunaan aplikasi. 

Graham mengungkapkan bahwa tangan dari Zuckerberg berlumuran ‘darah’ karena telah membunuh banyak anak-anak. 

Zuckerberg meresponsnya dengan berkata bahwa memang telah menjadi tantangan dalam menjaga anak-anak sejak internet muncul, tetapi penelitian juga menunjukkan bahwa ‘secara seimbang’ media sosial tidak berbahaya bagi kesehatan mental anak-anak. 

Namun, Dick Durbin justru tidak setuju argumen Zuckerberg karena orang tua tidak mungkin melihat anaknya yang berubah karena ‘pengalaman emosional’ akibat penggunaan media sosial. 

Para senator kemudian membawa argumen berdasarkan dokumen internal perusahaan Meta yang mengungkapkan bahwa Zuckerberg menolak untuk menguatkan tim dalam meningkatkan keamanan anak secara daring. 

Dokumen internal tersebut juga sebagai dasar dalam gugatan untuk menuntut Meta yang diajukan oleh 40 negara bagian AS terhadap dugaan perlindungan secara daring di media sosial ini. 

Salah satu senator, Richard Blumenthal, mengatakan bahwa hal tersebut merupakan munafik dan membingungkan. 

Ted Cruz bertanya kepada Zuckerberg cara kerja fitur Instagram dalam memperingatkan sekaligus memungkinkan para pengguna dalam melihat unggahan konten pelecehan seksual terhadap anak-anak. 

Lanjutnya, Zuckerberg merespons bahwa alasan dasar dari fitur tersebut adalah bukan sebagai penghalang, tetapi terkadang mereka ingin membantu mengarahkan para pengguna untuk menjadi suatu yang bermanfaat. Ia juga berjanji untuk memeriksa fitur ini secara personal. 

Di sisi lain, Senator Partai Republik, Josh Hawley, meminta Zuckerberg untuk memberikan permohonan maaf secara langsung kepada keluarga korban yang duduk di belakangnya. 

Lalu, ia berdiri dan menghadap ke mereka serta menyatakan permohonan maaf dan penyesalannya, tetapi ia menegaskan kembali bahwa Ia tidak bertanggung jawab untuk memfasilitasi pelecehan dan akibat buruknya tersebut. 

Setelah sidang selesai, beberapa orang tua turut menjalankan unjuk rasa di luar ruangan dan meminta kepada Parlemen AS untuk segera mengesahkan RUU tersebut serta meminta perusahaan untuk bertanggung jawab. 

Para aktivis reformasi menyatakan bahwa menghilangkan kekebalan hukum perusahaan besar ini akan memaksa mereka untuk melarang adanya konten berbahaya dalam platformnya. 

Di sisi lain, aktivis kebebasan berpendapat menyatakan bahwa hal ini justru akan menimbulkan pembatasan dalam kebebasan berpendapat di media sosial. 

Pakar industri media sosial, Matt Navarra, mengatakan bahwa forum sidang tersebut memicu banyak argumentasi karena parlemen AS masih menggunakan cara konvensional untuk meningkatkan perhatian publik serta dikaitkannya dengan momen permintaan maaf Zuckerberg. 

Ketua Design It For Us, Zamaan Qureshi, mengungkap bahwa perusahaan seperti ini tidak boleh mementingkan pendapatan jika dibandingkan dengan keselamatan dan privasi. 

 

Sah! Menyediakan layanan berupa jasa legalitas usaha sehingga tidak perlu khawatir dalam menjalankan usahanya, termasuk juga usaha anda yang bergelut di bidang teknologi. 

Untuk yang hendak mendirikan suatu usaha dapat berkonsultasi dengan menghubungi WA 085173007406 atau mengunjungi laman sah.co.id.

 

Source:

https://news.detik.com/dw/d-7172183/senator-as-ke-mark-zuckerberg-facebook-membunuh-orang

https://www.channelnewsasia.com/indonesia/meta-facebook-instagram-zuckerberg-child-safety-4091066

https://www.dw.com/id/senator-as-ke-mark-zuckerberg-facebook-membunuh-orang/a-68139976

https://www.voaindonesia.com/a/senat-as-panggil-lima-ceo-medsos-soal-upaya-cegah-eksploitasi-anak-/7465521.html

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20240201105607-37-510777/ceo-facebook-tiktok-tak-berkutik-dicecar-habis-habisan

https://www.voaindonesia.com/a/senator-as-beritahu-para-ceo-media-sosial-produk-anda-membunuh-orang-orang-/7467096.html

https://infobanknews.com/bos-meta-tiktok-hingga-x-dicecar-habis-habisan-oleh-parlemen-as-ada-apa/

https://www.bbc.com/indonesia/articles/cw4qnvw3gp9o

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240202085444-185-1057507/jawaban-menohok-ceo-tiktok-di-sidang-senator-jadi-bahan-olokan-di-x

https://beritabuana.co/2024/02/02/sidang-parlemen-amerika-serikat-serang-ceo-tiktok-indentitas-dan-konten-yang-merusak-anak-anak/

https://www.cnbcindonesia.com/tech/20240202143146-37-511189/diserang-amerika-bos-tiktok-mengaku-bukan-orang-china

https://disway.id/read/760216/ceo-meta-x-tiktok-dikecam-parlemen-as-bahaya-kejahatan-seksual-di-platform-sosial-media-terhadap-anak-dan-remaja

Keywords: Media Sosial, Parlemen AS, Kekerasan terhadap Anak. 

WhatsApp us

Exit mobile version