Sah! – Dalam industri makanan, minuman, dan obat-obatan, memiliki sertifikasi BPOM menjadi salah satu syarat utama agar produk dapat dipasarkan secara luas dan dipercaya oleh konsumen. Namun, bagi pelaku UMKM, mengurus sertifikasi BPOM bukanlah hal yang mudah.
Banyak tantangan yang dihadapi, mulai dari biaya yang tinggi, kurangnya pemahaman terhadap regulasi, hingga sulitnya memenuhi standar produksi yang ditetapkan. Jika tidak memiliki sertifikasi BPOM, UMKM bisa mengalami kendala dalam pemasaran dan berisiko kehilangan kepercayaan pelanggan.
Lalu, apa saja tantangan utama dalam proses ini, dan bagaimana solusinya? Berikut akan dibahas dalam artikel ini!
Mengapa Sertifikasi BPOM Diperlukan?
Sertifikasi BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) adalah salah satu syarat penting yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha, terutama di sektor makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetik.
Sertifikasi ini berfungsi untuk memastikan bahwa produk yang beredar di pasaran telah memenuhi standar keamanan, mutu, dan kelayakan konsumsi sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Bagi UMKM, memiliki sertifikasi BPOM sangatlah penting karena berperan dalam meningkatkan kredibilitas usaha serta memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk yang mereka beli aman dan berkualitas. Tanpa sertifikasi ini, produk UMKM dapat dianggap ilegal, berisiko ditarik dari peredaran, serta mengalami kesulitan dalam mengakses pasar yang lebih luas.
Manfaat Memiliki Izin BPOM untuk Produk UMKM
Memiliki sertifikasi BPOM memberikan berbagai keuntungan bagi pelaku UMKM, di antaranya:
- Meningkatkan Kepercayaan Konsumen
Konsumen cenderung lebih memilih produk yang telah memiliki izin BPOM karena mereka yakin bahwa produk tersebut telah melalui uji kelayakan dan terbebas dari zat berbahaya. Kepercayaan ini menjadi faktor kunci dalam meningkatkan loyalitas pelanggan. - Memperluas Jangkauan Pemasaran
Produk yang memiliki sertifikasi BPOM lebih mudah diterima di berbagai kanal distribusi, termasuk supermarket, minimarket, e-commerce, bahkan pasar internasional. Banyak toko modern dan distributor besar yang mewajibkan produk memiliki izin BPOM sebelum dapat dijual di rak mereka. - Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing
Dengan adanya sertifikasi BPOM, produk UMKM memiliki nilai tambah dibandingkan produk lain yang belum memiliki izin. Ini akan membantu dalam membangun citra merek yang lebih profesional dan meningkatkan daya saing di pasar yang semakin kompetitif. - Mendapatkan Perlindungan Hukum
Dengan memiliki sertifikasi BPOM, pelaku UMKM mendapatkan perlindungan hukum dalam menjalankan usahanya. Jika ada pihak yang mencoba meniru atau memalsukan produk mereka, sertifikasi BPOM dapat dijadikan sebagai dasar hukum untuk melindungi hak usaha. - Membuka Peluang Kerjasama dengan Mitra Besar
Banyak perusahaan besar atau instansi yang hanya ingin bermitra dengan produsen yang telah memiliki sertifikasi BPOM. Dengan adanya izin ini, UMKM berpeluang mendapatkan kerja sama bisnis yang lebih luas dan meningkatkan skala usahanya.
Prosedur dan Persyaratan Pendaftaran Sertifikasi BPOM
Sebelum mendaftar, Anda perlu untuk memenuhi beberapa persyaratan dokumen izin BPOM, yakni:
a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
b. Nomor Induk Berusaha (NIB)
c. Hasil Uji Laboratorium
d. Label Produk sesuai ketentuan
Setelah mempersiapkan persyaratan tersebut, langkah selanjutnya adalah melakukan proses pendaftaran. Berikut adalah langkah-langkah proses pendaftaran produk BPOM:
- Akses situs e-bpom.pom.go.id atau unduh aplikasi e-BPOM di smartphone anda
- Buat akun baru dengan melakukan registrasi, atau login jika sudah memiliki akun.
- Lengkapi data yang diperlukan, seperti informasi produk, bahan baku, hasil analisis, serta Informasi Nilai Gizi dari produk yang akan didaftarkan.
- Unggah semua dokumen persyaratan yang diminta.
- Kirim dokumen fisik ke kantor BPOM yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Tunggu proses verifikasi data dan peninjauan rancangan label produk.
- Lakukan pembayaran perizinan sesuai dengan Surat Perintah Bayar (SPB) yang diterima.
- Unggah bukti pembayaran ke sistem BPOM.
- Proses validasi akan dilakukan oleh BPOM.
- Jika disetujui, Surat Persetujuan Pendaftaran (SPP) dan Nomor Izin Edar (NIE) akan diterbitkan dalam waktu maksimal 30 hari kerja.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, UMKM dapat memperoleh izin edar resmi dari BPOM, sehingga produk lebih dipercaya oleh konsumen dan dapat dipasarkan secara lebih luas.
Tantangan yang Dihadapi UMKM dalam Mengurus Sertifikasi BPOM
Mengurus sertifikasi BPOM bukanlah hal yang mudah bagi banyak pelaku UMKM. Ada beberapa tantangan yang sering dihadapi, mulai dari biaya yang cukup besar hingga kesulitan dalam memahami regulasi dan standar produksi. Berikut adalah beberapa kendala utama yang dihadapi UMKM dalam mendapatkan izin BPOM:
1. Biaya Pengurusan yang Cukup Besar
Biaya pendaftaran sertifikasi BPOM bervariasi tergantung pada jenis produk yang didaftarkan. Untuk produk pangan, biaya registrasi bisa berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 2.000.000. Sementara itu, produk tertentu seperti obat tradisional atau suplemen kesehatan bisa memiliki biaya yang lebih tinggi.
Bagi UMKM dengan modal terbatas, biaya ini bisa menjadi kendala besar, terutama jika mereka harus melakukan uji laboratorium tambahan untuk memenuhi standar keamanan produk.
2. Kurangnya Pemahaman terhadap Regulasi BPOM
Banyak pelaku UMKM yang tidak memahami sepenuhnya peraturan dan persyaratan yang ditetapkan BPOM. Regulasi yang berlaku mencakup standar keamanan pangan, bahan tambahan yang diizinkan, pelabelan, serta cara produksi yang baik.
Kesalahan dalam mengisi formulir pendaftaran atau tidak lengkapnya dokumen pendukung sering menjadi alasan utama permohonan ditolak. Kurangnya sosialisasi dan edukasi mengenai proses ini juga membuat UMKM kesulitan dalam mempersiapkan semua persyaratan yang diperlukan.
3. Kendala Teknis dalam Memenuhi Standar Produksi
BPOM memiliki standar ketat dalam hal fasilitas produksi, penyimpanan, hingga distribusi produk. Banyak UMKM yang masih menggunakan cara produksi tradisional atau tidak memiliki fasilitas produksi yang memenuhi standar Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB). Selain itu, proses verifikasi dan inspeksi dari BPOM juga bisa menjadi tantangan bagi UMKM yang belum memiliki sistem manajemen mutu yang baik.
Untuk mengatasi kendala-kendala ini, UMKM dapat mencari pendampingan dari lembaga terkait, mengikuti pelatihan BPOM, serta melakukan perencanaan keuangan yang matang agar mampu menanggung biaya sertifikasi. Dengan memahami tantangan yang ada, pelaku UMKM dapat lebih siap dalam mengurus sertifikasi BPOM dan meningkatkan daya saing produknya di pasar.
Dampak Tidak Memiliki Sertifikat BPOM bagi UMKM
Sertifikasi BPOM berperan penting dalam memastikan bahwa produk yang diproduksi oleh UMKM aman dikonsumsi dan sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku. Tanpa sertifikat ini, UMKM dapat menghadapi berbagai kendala yang berdampak negatif pada bisnis mereka. Berikut adalah beberapa dampak utama jika suatu produk tidak memiliki izin BPOM:
1. Kesulitan dalam Pemasaran dan Distribusi
Produk tanpa sertifikasi BPOM sulit untuk dipasarkan secara luas. Banyak platform e-commerce, supermarket, dan toko ritel modern yang mensyaratkan izin BPOM sebelum menerima suatu produk untuk dijual.
Selain itu, produk tanpa sertifikasi juga akan sulit menembus pasar ekspor karena dianggap tidak memenuhi standar keamanan dan regulasi internasional. Akibatnya, UMKM hanya dapat menjual produk mereka secara terbatas, sering kali hanya di pasar tradisional atau melalui jalur distribusi informal.
2. Risiko Hukum dan Sanksi dari Pemerintah
Tanpa sertifikasi BPOM, suatu produk bisa dianggap ilegal dan berpotensi melanggar regulasi yang berlaku. Jika ditemukan oleh pihak berwenang, UMKM bisa dikenakan sanksi administratif hingga pidana, termasuk denda atau pencabutan izin usaha.
Bahkan, dalam kasus yang lebih serius, produk dapat ditarik dari peredaran dan dimusnahkan oleh pihak berwenang, yang tentu akan menyebabkan kerugian besar bagi pelaku usaha.
3. Kehilangan Kepercayaan Konsumen
Konsumen saat ini semakin sadar akan pentingnya keamanan produk, terutama dalam kategori makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetik. Jika suatu produk tidak memiliki izin BPOM, konsumen mungkin meragukan kualitas dan keamanannya, yang bisa berdampak pada penurunan penjualan.
Lebih buruk lagi, jika ada kasus yang melibatkan efek samping atau bahaya kesehatan dari produk yang tidak terdaftar, reputasi bisnis bisa rusak dan sulit dipulihkan.
Solusi untuk Mempermudah UMKM Mendapatkan Sertifikasi BPOM
Meskipun tantangan dalam mengurus sertifikasi BPOM cukup besar, ada berbagai solusi yang dapat membantu UMKM dalam memperoleh izin tersebut. Dengan dukungan yang tepat, baik dari pemerintah maupun lembaga terkait, proses pendaftaran BPOM bisa menjadi lebih mudah dan terjangkau bagi pelaku usaha kecil.
1. Dukungan dari Pemerintah dan Lembaga Terkait
Pemerintah dapat memberikan berbagai insentif bagi UMKM untuk mendapatkan sertifikasi BPOM, seperti:
- Subsidi biaya registrasi untuk UMKM kecil dan mikro agar lebih mudah mendapatkan izin edar.
- Penyederhanaan prosedur pendaftaran agar lebih cepat dan tidak terlalu membebani pelaku usaha.
- Fasilitas laboratorium gratis atau bersubsidi untuk membantu UMKM memenuhi persyaratan uji laboratorium yang diwajibkan oleh BPOM.
2. Pelatihan dan Pendampingan bagi Pelaku UMKM
Banyak pelaku UMKM yang kesulitan memahami regulasi BPOM karena kurangnya edukasi mengenai prosedur perizinan. Oleh karena itu, program pelatihan dan pendampingan dari pemerintah, universitas, maupun komunitas bisnis sangat penting. Beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Pelatihan tentang regulasi dan prosedur pendaftaran BPOM agar UMKM dapat memahami syarat yang harus dipenuhi.
- Pendampingan dalam penyusunan dokumen dan pendaftaran untuk menghindari kesalahan administratif yang sering menyebabkan permohonan ditolak.
- Bimbingan teknis terkait standar produksi agar UMKM bisa menyesuaikan fasilitas dan proses produksinya sesuai dengan regulasi BPOM.
3. Alternatif Sertifikasi Sebelum Mengurus BPOM
Jika UMKM belum siap mengurus sertifikasi BPOM, ada beberapa sertifikasi alternatif yang bisa menjadi langkah awal untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, seperti:
- Sertifikasi Halal dari MUI, yang sangat penting bagi produk makanan dan minuman di Indonesia.
- Sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk menunjukkan bahwa produk memenuhi standar mutu nasional.
- Izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) bagi produk makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala kecil sebelum mengajukan BPOM.
Kesimpulan
Mendapatkan sertifikasi BPOM adalah langkah penting bagi UMKM untuk memastikan produk mereka aman, legal, dan memiliki daya saing yang lebih baik di pasar. Namun, banyak UMKM menghadapi berbagai tantangan dalam proses pengurusannya, mulai dari biaya yang cukup besar, kurangnya pemahaman terhadap regulasi, hingga kendala dalam memenuhi standar produksi.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, diperlukan peran aktif dari pemerintah, komunitas bisnis, dan pelaku UMKM sendiri. Pemerintah dapat membantu dengan memberikan subsidi, pelatihan, dan kemudahan prosedur pendaftaran.
Sementara itu, UMKM perlu meningkatkan pemahaman mereka tentang regulasi dan mempertimbangkan sertifikasi alternatif sebelum mengajukan izin BPOM. Dengan langkah-langkah yang tepat, UMKM dapat lebih mudah mendapatkan sertifikasi BPOM dan meningkatkan kepercayaan konsumen serta peluang ekspansi bisnis mereka.
Sah! menawarkan layanan pengurusan legalitas usaha dan pembuatan izin HAKI, termasuk pendaftaran hak cipta. Dengan layanan ini, Anda dapat menjalankan aktivitas lembaga atau usaha tanpa rasa khawatir.
Bagi yang berencana untuk mendirikan lembaga/usaha atau mengurus legalitas usaha bisa menghubungi WA 0856 2160 034 atau dapat kunjungi laman Sah.co.id
SOURCE:
https://getimedia.id/2025/01/07/umkm-pangan-harus-pahami-manfaat-sertifikasi-bpom/
https://www.antaranews.com/berita/4394314/sertifikasi-bpom-jenis-dan-manfaatnya
https://www.sapx.id/blog/catat-inilah-cara-daftar-bpom-untuk-umkm/
https://evermoscompany.com/berita/evermos-dan-bpom-kolaborasi/