Berita Terbaru Hari Ini, Update dan Terpercaya
banner 728x250
News  

Jumlah Kekayaan Ferry Irwandi, Tetap Tajir Meski Resign PNS

Kekayaan Ferry Irwandi
Kekayaan Ferry Irwandi

Sah! – Ferry Irwandi semakin melambung setelah berani keluar dari zona nyaman sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Keuangan.

Keputusan mundur dari status PNS yang sudah ia jalani selama 10 tahun sempat mengejutkan banyak pihak.

Namun siapa sangka, langkah itu justru membuka pintu rezeki baru. Kini, Ferry dikenal sebagai konten kreator dengan penghasilan fantastis yang membuatnya tetap tajir meski tak lagi menerima gaji bulanan dari negara.

Dari kanal YouTube yang ia kelola secara konsisten sejak 2010, Ferry berhasil meraup pendapatan yang tidak bisa dianggap kecil.

Berdasarkan data estimasi publik, penghasilan bulanan dari platform tersebut berkisar antara USD 1.600 hingga USD 25.700, atau sekitar Rp24 juta sampai Rp400 juta per bulan.

Jika dikalkulasikan setahun, angkanya bisa mencapai Rp300 juta hingga Rp4,7 miliar. Jumlah ini jelas jauh melampaui gaji PNS eselon menengah, sekaligus menjelaskan mengapa Ferry tidak menyesali keputusannya untuk resign.

Selain YouTube, sumber kekayaan Ferry juga datang dari berbagai lini lain. Ia kerap menerima tawaran endorsement, kerjasama brand, hingga mengembangkan merchandise yang disukai pengikutnya.

Lebih jauh, Ferry mendirikan Malaka Project, sebuah platform edukasi yang berfokus pada literasi kritis anak muda.

Proyek ini tidak hanya idealis, tetapi juga berpotensi menjadi sumber pendapatan berkelanjutan.

Meski angka pasti total kekayaan Ferry tidak pernah dipublikasikan secara resmi, publik bisa menilai bahwa penghasilan dari dunia digital dan bisnis yang ia jalani cukup untuk menempatkannya di posisi aman secara finansial.

Bahkan, dalam beberapa kesempatan, Ferry terlihat tidak ragu membantu kampanye sosial, melaporkan praktik ilegal, hingga membiayai aktivitas edukasi publik yang ia gagas.

Dari perspektif hukum, langkah Ferry juga menunjukkan konsistensi. Setelah mundur dari PNS, ia tidak lagi terikat aturan ketat ASN yang membatasi aktivitas bisnis.

Sebaliknya, ia kini bebas menyalurkan ide, kritik, sekaligus mengembangkan usahanya tanpa harus takut tersandung konflik kepentingan. Satu hal yang jelas, keberanian Ferry meninggalkan status PNS bukan sekadar pilihan idealis, melainkan keputusan strategis yang terbukti membuatnya tetap tajir dan berpengaruh.***