Berita Hukum Legalitas Terbaru

Dapur Rumahan vs Dapur Komersial, Ketahui Istilah Ini

Ilustrasi Dapur Rumahan dan Dapur Komersial

Sah! – Setiap usaha kuliner besar selalu punya cerita kecil di awal. Tak jarang, cerita itu dimulai dari dapur sendiri seperti dapur milik Mbak Ayu, yang sehari-hari ia pakai untuk memasak makan siang keluarganya. Tapi sejak mulai menerima pesanan kue lebaran dari tetangga, dapurnya berubah jadi “pabrik kecil” setiap akhir pekan.

Pertanyaannya: Apakah dapur rumahan seperti milik Mbak Ayu sudah cukup untuk membangun usaha kuliner yang legal dan berkelanjutan? Atau, pada titik tertentu, kita harus mempertimbangkan berpindah ke dapur komersial dari dapur rumahan?

Mari kita bedah perbedaannya.

Dapur Rumahan

Dapur rumahan adalah tempat banyak pelaku usaha memulai langkah pertama mereka.

Ciri-cirinya:

  • Berada di rumah pribadi.
  • Menggunakan peralatan rumah tangga biasa.
  • Tidak terpisah dari dapur keluarga.
  • Produksi dilakukan dalam skala kecil hingga menengah.

Kelebihannya:

  • Modal awal rendah.
  • Tidak perlu sewa tempat.
  • Cocok untuk produk sederhana seperti kue kering, roti, makanan ringan.

Legalitas yang bisa diurus:

  • NIB (Nomor Induk Berusaha) melalui OSS.
  • Sertifikat PIRT dari Dinas Kesehatan.
  • Sertifikat Halal (wajib bertahap sesuai jenis produk).

Batasan:

  • Tidak bisa digunakan untuk memproduksi makanan berisiko tinggi (seperti produk kaleng, susu, frozen food kompleks).
  • Sulit mendapatkan izin edar BPOM, karena syaratnya harus dapur standar industri.

Dapur Komersial

Dapur komersial adalah fasilitas produksi yang dibangun atau disewa khusus untuk bisnis makanan.

Ciri-cirinya:

  • Terpisah dari rumah tinggal (atau ruang khusus dalam rumah yang ditata standar industri).
  • Menggunakan alat masak skala besar atau profesional.
  • Dirancang sesuai standar higienitas (saluran air, ventilasi, sanitasi, dsb).

Kelebihannya:

  • Dapat digunakan untuk produk kompleks seperti makanan beku, minuman fermentasi, atau makanan siap saji.
  • Bisa mengurus:
    • Izin Edar BPOM
    • Sertifikasi Halal dengan alur lebih cepat
    • Distribusi ke supermarket atau ekspor
  • Lebih dipercaya oleh konsumen besar dan mitra bisnis.

Tantangannya:

  • Biaya lebih besar (sewa, alat, pengelolaan).
  • Perlu sistem manajemen produksi dan higienitas yang lebih tertib.

Tabel Perbandingan

AspekDapur RumahanDapur Komersial
LokasiRumah pribadiTempat khusus/terpisah
PeralatanSkala rumah tanggaSkala industri
KapasitasKecil – menengahMenengah – besar
LegalitasNIB, PIRT, HalalNIB, BPOM, Halal, izin lingkungan
Produk yang bolehMakanan rendah risikoSemua jenis makanan/minuman
BiayaRendahSedang – tinggi
Cocok untukUsaha rintisanUsaha ekspansi/distribusi besar

Kesimpulan: Mulai di Rumah, Siapkan Langkah Selanjutnya

Memulai dari dapur rumah adalah langkah wajar dan sah secara hukum selama kamu tahu izin apa yang dibutuhkan dan batasan apa yang ada. Tapi ketika bisnismu tumbuh dan ingin menjangkau pasar yang lebih luas, maka beralih ke dapur komersial adalah evolusi alami yang harus direncanakan.

Tidak ada yang salah dengan dapur rumah. Tapi jika kamu ingin masuk minimarket, punya label BPOM, atau produksi massal, dapurmu juga harus “naik kelas.”

Kunjungi laman sah.co.id dan instagram @sahcoid untuk informasi menarik lainnya.

Jika membutuhkan konsultasi legalitas bisa klik tombol WhatsApp di kanan bawah atau melalui 0851 7300 7406

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *