Sah! – Delapan startup asal Indonesia berhasil masuk dalam daftar tahunan Forbes Asia 100 to Watch, yang menyoroti perusahaan-perusahaan paling menjanjikan dan inovatif di kawasan Asia-Pasifik.
Capaian ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru dalam lanskap teknologi dan inovasi regional.
Daftar 100 to Watch dari Forbes Asia dikenal sebagai barometer reputasi dan potensi perusahaan rintisan di kawasan, dan kehadiran delapan startup Indonesia menjadi sinyal positif bagi ekosistem bisnis digital di Tanah Air.
Berikut daftar startup Indonesia yang masuk dalam edisi 2025 Forbes Asia:
Brik
Bergerak di sektor industri dan manufaktur, Brik menyediakan platform digital untuk distribusi bahan bangunan ramah lingkungan, dari semen hingga cat.
Didirikan pada 2022 oleh Francis Anugrah, Brik telah mengantongi pendanaan Seri A senilai USD22 juta dari Jungle Ventures dan melayani klien besar seperti Ciputra Group dan Sinarmas Land.
Esensi Solusi Buana (ESB)
Didirikan pada 2018, ESB fokus pada sistem POS, ERP, dan pemesanan daring untuk sektor kuliner. Di bawah kepemimpinan Gunawan Woen, ESB kini digunakan oleh lebih dari 30 ribu merchant, termasuk Starbucks dan Genki Sushi.
Total pendanaan yang telah dikumpulkan mencapai USD40 juta dari Alpha JWC Ventures.
Monit
Startup di bidang fintech ini menghadirkan solusi kartu debit korporat dan manajemen arus kas real-time.
Monit berdiri pada 2022 oleh Rizki Aditya dan telah memperoleh pendanaan Seri A sebesar USD2,5 juta. Kliennya termasuk Ciputra Group dan platform e-commerce Astro.
Rekosistem
Berbasis di sektor teknologi hijau, Rekosistem menyediakan layanan pengelolaan limbah digital berbasis ESG.
Startup yang dipimpin Ernest Christian Layman ini berdiri sejak 2021 dan berhasil meraih pendanaan Seri A sebesar USD12 juta dari Saratoga Investama dan K3 Ventures.
Ringkas
Ringkas mengembangkan platform berbasis AI untuk pembiayaan hipotek multibank. Didirikan oleh Ilya Kravtsov dan Leroy Pinto pada 2022, startup ini telah meraih pendanaan pra-Seri A senilai USD5,1 juta untuk ekspansi di Asia Tenggara.
Se’Indonesia
Di sektor kuliner, Se’Indonesia menghadirkan konsep restoran cepat saji dengan menu khas Indonesia, khususnya se’i. Dipimpin Rinaldi Dharma Utama sejak 2022, bisnis ini telah menjual lebih dari dua juta porsi per bulan di 30 gerai. Pendanaan Seri A yang berhasil dihimpun mencapai USD9,7 juta dari Insignia Ventures.
Skor Technologies
Startup yang berdiri pada 2022 ini menghadirkan aplikasi finansial Skorlife dan kartu kredit digital Skorcard yang bekerja sama dengan Bank Mayapada. CEO Ongki Kurniawan berhasil menghimpun pendanaan pra-Seri A sebesar USD12 juta dari Argor Capital.
Torch
Dikenal sebagai brand produk perjalanan seperti ransel dan dompet, Torch berdiri sejak 2015 oleh Ben Wirawan. Kini Torch memiliki 14 toko offline dan menargetkan ekspansi hingga 50 toko.
Perusahaan ini diproyeksikan meraih pendapatan hingga USD70 juta pada 2029, dengan dukungan dari investor Init 6, yang didirikan oleh pendiri Bukalapak.
Dari delapan startup tersebut, empat di antaranya bergerak di bidang teknologi finansial (fintech), menandai tren dominasi sektor keuangan digital di Indonesia.
Sementara itu, Rekosistem menjadi sorotan utama sebagai inovator di bidang teknologi hijau dan keberlanjutan.
Secara total, kedelapan perusahaan rintisan ini telah menghimpun pendanaan lebih dari USD100 juta dari berbagai investor global.
Forbes Asia mencatat bahwa Indonesia semakin menonjol sebagai pusat inovasi yang tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tapi juga pencipta solusi yang berdampak secara global.
Fokus pada kecerdasan buatan, fintech, dan keberlanjutan menjadi kunci daya saing startup Tanah Air di panggung internasional.***